PENGENDALIAN HAMA/ PENYAKIT DAN GULMA

Pengendalian hama

 Serangan hama yang sering terjadi pada pembibitan awal adalah Apogonia, sedangkan serangan penyakit yang sering dijumpai adalah penyakit bercak daun Culvularia. Hama di pembibitan awal dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida, sedangkan penyakit bercak daun dapat dikendalikan dengan menggunakan fungisida. Pencegahan serangan hama/ penyakit jika diperlukan dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan fungisida dan insektisida dengan rotasi 1-2 minggu sekali. Sedangkan pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dengan rotasi 2 minggu sekali.

Serangan hama yang sering terjadi di PN adalah serangan Apogonia sp. Serangan hama yang menyebabkan munculnya lubang-lubang pada daun maupun sistematik seperti Servin 85 WP, Decis, atau merek-merek lainnya. Agar pengendalian hama lebih efektif maka sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam dengan dosis insektisida yang digunakan 0,1 – 0,2%/liter air/2 minggu.
Pengendalian Penyakit

Penyakit yang sering dijumpai pada pembibitan awal adalah penyakit bercak daun Curvularia, Helmintthosporium dan Actracnose. Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Culvularia sp, dapat dipicu oleh keadaan pembibitan yang terlalu lembab. Pengendalian dilakukan dengan Dithane M 45 atau Bayfidan 250 EC dengan dosis 0,2 %/liter air/ 2 minggu. Bibit yang terserang bercak daun berat harus segera dimusnahkan, sedangkan yang terserang ringan hingga sedang dapat dipisahkan (diisolasi) dan dirawat ditempat khusus agar tidak menular ke bibit sehat. Bagian bibit yang terserang dipotong kemudian dimusnahkan.

Penyakit-penyakit yang sering menyerang MN diantaranya adalah penyakit bercak daun Culvularia, Helminthosporium atau Antracnose. Serangan culvaria sering terjadi jika penyiraman bibit yang kita lakukan kurang baik atau pada kondisi temperature udara yang panas. Penyakit ini intensitasnya lebih tinggi terutama pada musim hujan dan pada tanaman yang lemah akibat kekurangan unsure hara atau akibat  transplanting shock. Penyakit ini menyebakan pertumbuhan bibit terhambat karena proses fotosintesis yang terganggu, dan pada tingkat yang berat menyebabkan kematian bibit.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh petani ketika melakukan pengendalian penyakit adalah lebih memprioritaskan penggunaan bahan kimia ( pestisida maupun fungisida) untuk mengendalikan hama dan penyakit, menggunakan dosis pestisida terlalu tinggi sehingga dikhawatirkan dapat merusak bibit serta tidak menggunakan perlengkapan memadai ketika menggunakan pestisida.


Pengendalian Gulma

Gulma menjadi tempat berkembangnya hama dan penyakit terutama belalang dan Apogonia sp (hama), penyakit bercak daun  Culvaria sp  dan menjadi pesaing bibit dalam menyerap unsure hara. Gulma  yang tumbuh di polibeg PN sebaiknya dibersihkan secara manual dengan rotasi dua minggu sekali. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh petani pada saat mengendalikan gulma di PN adaah membiarkan gulma tumbuh tanpa penyiapan yang teratur. Penggunaan herbisida untuk membasmi gulma menyebabkan bibit mengalami kerusakan terutama pada bagian daun.

Pengendalian gulma di MN dilakukan dengan membuang gulma yang ada dalam polibeg dan diareal antara polibeg. Pengendalian di dalam polibeg dilakukan dengan cara mencabut, sedangkan diluar polibeg dilakukan dengan cara menggaruk. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh petani ketika mengendalikan gulma di MN antara lain terlambat mengandalikan gulma sehingga menjadi inang hama dan penyakit seperti hama kumbang tanduk dan penyakit bercak daun, kurang hati-hati ketika membersihkan gulma di dalam polibeg sehingga berpotensi merusak akar bibit, mengendalikan gulma menggunakan herbisida kontak yang dapat merusak bibit terutama pada daun.

Pemeliharaan bibit dilakukan sebaik mungkin dengan melakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman dan pengendalian hama/ penyakit dengan tepat. Setelah bibit berumur 3 bulan maka bibit telah siap dipindahkan ke pembibitan utama ( Main Nursery).