5 Keuntungan Bisnis Kelapa Sawit yang Harus Anda Tahu

Apakah keuntungan-keuntungan dari bisnis kelapa sawit? Seiring dengan meningkatnya harga komoditas kelapa sawit, daya tarik masyarakat terhadap bisnis tanaman ini semakin bertambah besar. Terlebih sektor perekonomian di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan minyak kelapa sawit. Bagi pemerintah, banyaknya lahan sawit diharapkan dapat menjaga tingkat kestabilan harga minyak nabati, sumber devisa negara, dan menciptakan lapangan kerja baru.

Tahukah Anda, sebelum minyak sawit mendominasi pasar, minyak kelapa telah banyak dimanfaatkan sebagai minyak goreng dan industri pangan lainnya. Bahkan pada tahun 1970-an, pengguanaan minyak kelapa tengah berada pada zaman keemasannya. Sayangnya produksi minyak kelapa yang cenderung menurun selama kurun waktu 20 tahun terakhir mendorong diberlakukannya subtitusi dengan minyak sawit yang produktifitasnya relatif selalu naik. Masalah baru muncul ketika peningkatan volume produksi minyak sawit tidak diiringi dengan kenaikan nilainya sebagai akibat dari fluktuasi harga secara global.
keuntungan-bisnis-kelapa-sawit.jpg
Walaupun begitu, bisnis kelapa sawit selalu menawarkan keuntungan yang tidak sedikit. Apa sajakah keuntungan-keuntungan tersebut?

1. Laba Sampai Tiga Kali Lipat
Sudah menjadi rahasia umum kalau laba dari bisnis sawit sangatlah besar. Rata-rata biaya produksi kelapa sawit sebesar Rp 500/kg, sedangkan nilai jual TBS (Tandan Buah Segar) sekitar Rp 1597/kg. Jadi nilai keuntungan yang ditawarkan adalah Rp 1500/kg, berlaku kelipatannya. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa laba bisnis ini mencapai tiga kali lipat bahkan lebih jikalau harga TBS mengalami kenaikan.

2. Modal Investasinya Cepat Balik
Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuka lahan kelapa sawit kurang lebih sebanyak Rp30 juta/hektar. Biaya tersebut belum termasuk ongkos penanaman dan perawatan pohon sawit. Selama masa tanaman belum menghasilkan, para investor memang dituntut untuk menyediakan dana segar yang cukup banyak. Namun semua biaya tersebut mulai akan kembali pada saat tanaman sudah menghasilkan dan bisa dipenen. Pada umumnya, modal investasi akan balik ketika 4 tahun setelah masa panen yang pertamakali. Kabar baiknya lagi, pohon sawit umunya akan terus menghasilkan TBS hingga 25 tahun mendatang.

3. Rentang Harganya Besifat Stabil
Apabila kita memperhatikan harga kelapa sawit, trennya cenderung bersifat stabil sejak tahun 2011. Dimulai dari harga Rp 1300/kg, lalu Rp 1600/kg, dan kini Rp 1395/kg. Perlu diketahui, minyak sawit bersaing begitu sengit dengan minyak kedelai di pasar global. Tetapi Anda tidak perlu terlalu khawatir sebab tingkat produktifitas kedelai masih rendah.

4. Semuanya Dilakukan oleh Pekerja
Sebagai pemilik kebun kelapa sawit, Anda tidak perlu repot-repot mengurus lahan tersebut sendirian. Hal ini dikarenakan keuntungan yang bakal Anda terima dari lahan tersebut akan lebih dari cukup untuk membiayai para pekerja. Jadi bisa dibilang bahwa berbisnis kelapa sawit termasuk passive income, di mana Anda bakal selalu mendapatkan penghasilan tanpa harus bersusah payah mengelolanya.

5. Harga Kebun Sawit Selalu Naik
Selain menjual TBS yang diproduksi oleh lahan sawit yang Anda miliki, berbisnis di sektor ini juga bisa dilakukan dengan berjualbeli lahan. Kenyatannya harga lahan kelapa sawit ini selalu mengalami kenaikan drastis di setiap tahunnya. Kalaupun berkurang, tingkat penurunan harga tersebut tidak terlampau signifikan dan jarang sekali terjadi. Harga suatu lahan kelapa sawit umumnya sangat dipengaruhi oleh kualitas tanaman-tanaman sawit yang tumbuh di dalamnya.