10 Fungsi Pupuk Phonska untuk Kelapa Sawit

Apakah fungsi pupuk phonska untuk kelapa sawit? Tahukah Anda, pupuk phonska merupakan pupuk NPK bersubsidi. Jadi wajar kalau harganya terbilang cukup murah dan terjangkau bagi para petani kebanyakan. Pupuk phonska pada dasarnya tersusun atas unsur hara makro yang meliputi nitrogen (N), phosphor (P), kalium (K), dan sulfur (S). Pupuk phonska terbukti secara nyata dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

Di Indonesia, pupuk phonska diproduksi pertama kali pada tahun 2000 oleh PT Petrokimia Gresik. Barulah kemudian pada bulan Agustus di tahun yang sama, pupuk ini secara resmi dipasarkan ke seluruh Nusantara. Pupuk ini sangat disukai oleh para petani lokal. Saat ini, pupuk phonska tersedia dalam dua kemasan antara lain 20 kg dan 50 kg.
fungsi-pupuk-phonska.jpg
Karena termasuk pupuk bersubsidi, pupuk phonska tidak dijual secara bebas. Penjualan pupuk ini dilakukan dengan sistem tertutup. Hanya para petani yang sudah tergabung ke dalam kelompok yang terdaftar saja yang bisa membeli pupuk phonska ini. Jadi Anda tidak bisa mendapatkan pupuk phonska yang asli di dalam toko pertanian mana pun.
Tabel Kadar Pupuk Phonska
UnsurKadar
Nitrogen (N)15%
Phosphor (P)15%
Kalium (K)15%
Sulfur (S)10%
Air Maksimal2%
Pada dasarnya, pupuk phonska memiliki wujud yang berbentuk butiran-butiran (granul) berwarna pink. Pupuk ini bersifat higroskopis sehingga gampang larut di dalam air. Hal ini pula yang menyebabkan pupuk phonska mudah diserap oleh akar tanaman kelapa sawit. Selain itu, pupuk phonska juga mengandung unsur hara yang lengkap untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Sebagai pupuk majemuk, pupuk phonska mempunyai fungsi yang bermacam-macam bagi tanaman. Berikut ini di antaranya :
  1. Meningkatkan daya pertumbuhan tanaman, baik secara generatif maupun vegetatif.
  2. Menambah jumlah kandungan protein yang dapat diserap oleh sistem perakaran tanaman.
  3. Memperkuat struktur pada batang tanaman sehingga tidak gampang mengalami roboh.
  4. Mendukung pertumbuhan buah, biji, dan umbi tanaman sehingga ukurannya semakin besar.
  5. Membantu kelancaran proses terbentuknya gula dan pati yang diproduksi oleh tumbuhan.
  6. Merangsang pertumbuhan bagian bunga dan buah tanaman.
  7. Memacu pertumbuhan sistem perakaran tanaman.
  8. Memperkuat daya tahan tumbuhan terhadap serangan hama dan penyakit.
  9. Meningkatkan ketahanan tanaman pada kondisi media tanam yang kering.
  10. Menghijaukan warna tanaman sehingga kandungan gizinya meningkat dan tampilannya lebih menarik.