Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit

Apa saja pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam penanganan pasca panen kelapa sawit? Kelapa sawit adalah tanaman yang termasuk keluarga Arecaceae dan merupakan sumber minyak nabati yang penting. Oleh karena itu, tidak sedikit para petani yang memilih membudidaykan tumbuhan bernama latin Elaeis guineensis Jacq ini. Bahkan Indonesia sendiri tercatat sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia karena mampu memproduksi lebih dari 31 juta ton per tahun.

Pohon kelapa sawit mulai menghasilkan bunga pada saat umurnya telah mencapai 2-3 tahun. Dalam kurun waktu 5-6 bulan sejak proses penyerbukan, bunga sawit tersebut bakal berkembang menjadi buah matang yang ditandai dari warna kulitnya merah kejinggaan. Buah yang terlalu matang secara otomatis akan terjatuh dari tangkainya. Peristiwa ini dinamakan membrondol. Pemanenan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit biasanya didasarkan pada kriteria seberapa banyak buah yang membrondol.
pasca-panen-kelapa-sawit.jpg
Setelah pemanenan TBS dilaksanakan, proses berikutnya adalah mengangkut buah-buah kelapa sawit ini ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) dan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) serta mengolahnya menjadi minyak kelapa sawit.

Pengangkutan TBS ke TPH dan PKS
Pada dasarnya, proses pengangkutan dilakukan dengan memindahkan TBS kelapa sawit dari lahan ke TPH untuk diperiksa dan dipilah-pilih. Kemudian TBS tersebut kembali diangkut menuju ke PKS untuk memasuki tahap pengolahan menjadi minyak sawit. Alat transportasi yang biasa digunakan untuk mengangkut TBS tersebut bisa berupa truk maupun lori.
Pertama, penyortiran dilakukan dengan memisah-misahkan antara buah yang masih terpasang di tandannya dan buah yang sudah terlepas. Kedua, hasil penyortiran tadi kemudian dikirimkan ke TPH untuk dikelompokkan masing-masing 5-10 TBS per baris. Ketiga, TBS tersebut harus segera diangkut ke PKS dan diolah maksimal dalam waktu 8 jam setelah dipetik untuk mencegah terbentuknya asam lemak bebas/free fat acid (ffa) dalam kadar yang cukup tinggi. Di pabrik, TBS ini akan diproses sedemikian rupa hingga berubah wujud menjadi minyak kelapa sawit yang siap pakai.

Pengolahan TBS Menjadi Minyak Sawit
Pengolahan TBS kelapa sawit yang telah dipanen paling lambat dikerjakan dalam waktu 8 jam setelah pemetikan. Semakin lama TBS tersebut disimpan, semakin banyak pula kandungan asam lemak bebas di dalamnya sehingga kualitasnya pun bakal menurun. Proses pengolahan sepenuhnya dilakukan di dalam pabrik dan diawasi oleh beberapa mandor pabrik dan diatur oleh seorang manager pabrik kelapa sawit. Tahap-tahapnya meliputi perebusan TBS, perontokkan buah, pelumatan buah, pengempaan minyak, dan pemurnian minyak.

Mula-mula TBS kelapa sawit yang telah diterima akan segera dipindahkan ke sterilizer untuk direbus selama 50-60 menit menggunakan air bertekanan 2,5-3 atm dan suhu 130 °C. Proses berikutnya, buah sawit dipisahkan dari tandannya dengan memakai bantuan mesin thresher. Buah-buah sawit selanjutnya dibawa ke mesin pelumatan, sedangkan tandan kosongnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau pupuk kompos.

Pada tahap pelumatan, buah-buah kelapa sawit dipotong dan dicacah menggunakan mesin steam jacket bersuhu 85-90 °C yang dilengkapi pisau berputar. Kemudian hasil pelumatan ini akan melewati proses pengempaan untuk mengeluarkan minyak sawit. Pengerjaan tahap ini dilakukan dengan menekan dan memeras pulp sedemikian rupa memanfaatkan temperatur 95 °C. Metode ekstraksi minyak kelapa sawit lainnya yaitu dengan sentrifugasi, bahan pelarut, dan tekanan hidrolis.
Minyak kelapa sawit yang diperoleh dari rangkaian proses di atas umumnya masih dalam kondisi yang kotor dan mengandung 40-45% air. Maka dari itu, minyak tersebut harus melalui tahapan pemurnian terlebih dahulu sehingga mutunya bagus. Agar lebih lengkap dan detail, proses pemurnian minyak kelapa sawit ini akan kami uraikan secara rinci pada artikel mendatang. Ditunggu saja ya!